Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

Konflik Agama di Indonesia



KONFLIK ANTAR AGAMA DI INDONESIA


Data Agama di Indonesia :
Berikut ini adalah 6 (enam) Agama yang diakui di Indonesia :

Agama Islam
Nama Kitab Suci                : Al-Qur’an
Nama Pendiri                     : Nabi Muhammad SAW
Permulaan                          : Sekitar 1400 tahun yang lalu
Tempat Ibadah                 : Masjid
Hari Besar Keagamaan   : Hari Raya Idul Fitri, Hari Raya Idul Adha, Tahun Baru Hijrah, Isra’ Mi’raj
Jumlah Penganut             : 207.176.162 jiwa (87,18%)

Agama Kristen Protestan
Nama Kitab Suci                : Alkitab
Nama Pendiri                     : Yesus Kristus
Permulaan                          : Sekitar 2000 tahun yang lalu
Tempat Ibadah                 : Gereja
Hari Besar Keagamaan   : Hari Natal, Hari Jumat Agung, Hari Paskah, Kenaikan Isa Almasih
Jumlah Penganut             : 16.528.513 jiwa (6,96%)

Agama Katolik
Nama Kitab Suci                : Alkitab
Nama Pendiri                     : Yesus Kristus
Permulaan                          : Sekitar 2000 tahun yang lalu
Tempat Ibadah                 : Gereja
Hari Besar Keagamaan   : Hari Natal, Hari Jumat Agung, Hari Paskah, Kenaikan Isa Almasih
Jumlah Penganut             : 6.907,873 jiwa (2,91%)

Agama Hindu
Nama Kitab Suci                : Weda
Nama Pendiri                     : –
Permulaan                          : Sekitar 3000 tahun yang lalu
Tempat Ibadah                 : Pura
Hari Besar Keagamaan   : Hari Nyepi, Hari Saraswati, Hari Pagerwesi
Jumlah Penganut             : 4.012.116 jiwa (1,69%)

Agama Buddha
Nama Kitab Suci                : Tri Pitaka
Nama Pendiri                     : Siddharta Gautama
Permulaan                          : Sekitar 2500 tahun yang lalu
Tempat Ibadah                 : Vihara
Hari Besar Keagamaan   : Hari Waisak, Hari Asadha, Hari Kathina
Jumlah Penganut             : 1.703.254 jiwa (0,72%)

Agama Kong Hu Cu
Nama Kitab Suci                : Si Shu Wu Ching
Nama Pendiri                     : Kong Hu Cu
Permulaan                          : Sekitar 2500 tahun yang lalu
Tempat Ibadah                 : Li Tang / Klenteng
Hari Besar Keagamaan   : Tahun Baru Imlek, Cap Go Meh
Jumlah Penganut             : 117.091 jiwa (0,05%)


PENDAHULUAN

Masalah konflik antar agama di Indonesia merupakan sebuah masalah yang rumit dan kompleks. jika kita menengok kembali ke belakakang kepada masa !rde "aru sampai  pada saat ini# kasus konflik antar agama tidak pernah absen me$arnai per%alanan kehidupan  bangsa Indonesia. "anyak korban yang sudah berJatuhan akibat dari konflik antar agama  baik oleh negara maupun masyarakat sipil

Perbedaan konsepsi di antara agama-agama yang ada adalah sebuah realitas, yang tidak dapat dimungkiri oleh siapa pun. Perbedaan –bahkan benturan konsepsi itu- terjadi pada hampir semua aspek agama, baik di bidang konsepsi  tentang Tuhan maupun konsepsi pengaturan kehidupan. Hal ini dalam prakteknya, cukup sering memicu konflik fisik antara umat berbeda agama.

Pandangan stereotip satu kelompok terhadap kelompok lainnya, biasanya menjadi satu hal yang muncul bersamaan dengan terdengarnya genderang permusuhan, yang diikuti oleh upaya saling serang, saling membunuh, membakar rumah-rumah ibadah seteru masing-masing, dan sebagainya.  Umat Islam dipandang sebagai umat yang radikal, tidak toleran, dan sangat subjektif dalam memandang kebenaran yang  –boleh jadi- terdapat pada umat.sementara umat Kristen dipandang sebagai umat yang agresif dan ambisius yang bertendensi menguasai segala aspek kehidupan dan berupaya menyebarkan pesan Yesus yang terakhir, “Pergilah ke seluruh dunia dan kabarkanlah Injil kepada seluruh makhluk!” (Martius 16: 15)

Penyebab Konflik Agama di Indonesia :

A. Perbedaan Doktrin dan Sikap Mental

         Semua pihak umat beragama yang sedang terlibat dalam bentrokan masing-masing menyadari bahwa justru perbedaan doktrin itulah yang menjadi penyebab dari benturan itu.
Entah sadar atau tidak, setiap pihak mempunyai gambaran tentang ajaran agamanya, membandingkan dengan ajaran agama lawan, memberikan penilaian atas agama sendiri dan agama lawannya. Dalam skala penilaian yang dibuat (subyektif) nilai tertinggi selalu diberikan kepada agamanya sendiri dan agama sendiri selalu dijadikan kelompok patokan, sedangkan lawan dinilai menurut patokan itu.

        Agama Islam dan Kristen di Indonesia, merupakan agama samawi (revealed religion), yang meyakini terbentuk dari wahyu Ilahi Karena itu memiliki rasa superior, sebagai agama yang berasal dari Tuhan.

        Di beberapa tempat terjadinya kerusuhan kelompok masyarakat Islam dari aliran sunni atau santri. Bagi golongan sunni, memandang Islam dalam keterkaitan dengan keanggotaan dalam umat, dengan demikian Islam adalah juga hukum dan politik di samping agama. Islam sebagai hubungan pribadi lebih dalam artian pemberlakuan hukum dan oleh sebab itu hubungan pribadi itu tidak boleh mengurangi solidaritas umat, sebagai masyarakat terbaik di hadapan Allah. Dan mereka masih berpikir tentang pembentukan negara dan masyarakat Islam di Indonesia. Kelompok ini begitu agresif, kurang toleran dan terkadang fanatik dan malah menganut garis keras.
Karena itu, faktor perbedaan doktrin dan sikap mental dan kelompok masyarakat Islam dan Kristen punya andil sebagai pemicu konflik.

B. Perbedaan Suku dan Ras Pemeluk Agama
       Tidak dapat dipungkiri bahwa perbedaan ras dan agama memperlebar jurang permusuhan antar bangsa. Perbedaan suku dan ras ditambah dengan perbedaan agama menjadi penyebab lebih kuat untuk menimbulkan perpecahan antar kelompok dalam masyarakat.
       Contoh di wilayah Indonesia, antara Suku Aceh dan Suku Batak di Sumatera Utara. Suku Aceh yang beragama Islam dan Suku Batak yang beragama Kristen; kedua suku itu hampir selalu hidup dalam ketegangan, bahkan dalam konflik fisik (sering terjadi), yang merugikan ketentraman dan keamanan.
         Di beberapa tempat yang terjadi kerusuhan seperti: Situbondo, Tasikmalaya, dan Rengasdengklok, massa yang mengamuk adalah penduduk setempat dari Suku Madura di Jawa Timur, dan Suku Sunda di Jawa Barat. Sedangkan yang menjadi korban keganasan massa adalah kelompok pendatang yang umumnya dari Suku non Jawa dan dari Suku Tionghoa. Jadi, nampaknya perbedaan suku dan ras disertai perbedaan agama ikut memicu terjadinya konflik.

C. Perbedaan Tingkat Kebudayaan
      Agama sebagai bagian dari budaya bangsa manusia. Kenyataan membuktikan perbedaan budaya berbagai bangsa di dunia tidak sama. Secara sederhana dapat dibedakan dua kategori budaya dalam masyarakat, yakni budaya tradisional dan budaya modern.
Tempat-tempat terjadinya konflik antar kelompok masyarakat agama Islam - Kristen beberapa waktu yang lalu, nampak perbedaan antara dua kelompok yang konflik itu. Kelompok masyarakat setempat memiliki budaya yang sederhana atau tradisional: sedangkan kaum pendatang memiliki budaya yang lebih maju atau modern. Karena itu bentuk rumah gereja lebih berwajah budaya Barat yang mewah.
Perbedaan budaya dalam kelompok masyarakat yang berbeda agama di suatu tempat atau daerah ternyata sebagai faktor pendorong yang ikut mempengaruhi terciptanya konflik antar kelompok agama di Indonesia.

D. Masalah Mayoritas da Minoritas Golongan Agama
         Fenomena konflik sosial mempunyai aneka penyebab. Tetapi dalam masyarakat agama pluralitas penyebab terdekat adalah masalah mayoritas dan minoritas golongan agama.
Di berbagai tempat terjadinya konflik, massa yang mengamuk adalah beragama Islam sebagai kelompok mayoritas; sedangkan kelompok yang ditekan dan mengalami kerugian fisik dan mental adalah orang Kristen yang minoritas di Indonesia. Sehingga nampak kelompok Islam yang mayoritas merasa berkuasa atas daerah yang didiami lebih dari kelompok minoritas yakni orang Kristen. Karena itu, di beberapa tempat orang Kristen sebagai kelompok minoritas sering mengalami kerugian fisik, seperti: pengrusakan dan pembakaran gedung-gedung ibadat.

Sumber :



  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Kesetaraan Gender



Kesetaraan Gender

                Dalam ilmu sosiologi Kesetaraan Gender masuk dalam bab diferensiasi sosial . Diferensasi adalah klasifikasi atau penggolongan terhadap perbedaan – perbedaan tertentu yang biasanya sama atau sejenis.

Ciri Sosial

                  Diferensiasi sosial ini muncul karena perbedaan pekerjaan yang menimbulkan carapandang dan pola perilaku dalam masyarakat berbeda. Termasuk di dalam kategori ini adalah perbedaan peranan, prestise, dan kekuasaan.
Contoh: pola perilaku seorang perawat akan berbeda dengan seorang karyawan kantor.

Fungsi :

1. membagi tugas2 di masyarakat
2. memudahkan pengelompokan masyarakat
3. adanya motivasi untuk meningkatkan diri (merubah status sosial) ke arah yg lebih tinggi

Bentuk bentuk Diferensiasi Sosial :
1.      Ras
2.      Profesi
3.      Suku bangsa
4.      Gender
5.      Klan
6.      Agama

Gender
 Pengertian: Perbedaan antara laki-laki dan perempuan secara budaya, politik, sikologi, sosial dalam masyarakat tertentu
Di indonesia laki – laki lebih di unggulkan , penyebabnya adalah :
Secara biologis laki-laki lebih kuat dari perempuan.
Karena masyarakat Indonesia menganut Patrilineal.
Laki-laki bisa melingdungi perempuan.

Sedangkan  kesetaraan gender adalah  :

suatu keadaan setara dimana antara pria dan wanita dalam hak ( hukum ) dan kondisi  ( kualitas hidup ) adalah sama. Gender adalah pembedaan peran, atribut, sifat, sikap dan perilaku yang tumbuh dan berkembang dalam masyarakat. Dan peran gender terbagi menjadi peran produktif, peran reproduksi serta peran sosial kemasyarakatan'

Dalam agama menjelaskan : 

Islam memandang laki-laki dan wanita dalam posisi yang sama, tanpa ada perbedaan. Namun yang perlu digarisbawahi adalah kodrat sebagai wanita dan laki-laki. pandangan Islam Islam memandang keadilan antara laki-laki dan wanita, bukan kesetaraan. Konsep kesetaraan bertolak belakang dengan prinsip keadilan. Karena adil adalah menempatkan sesuatu pada tempatnya, memberikan hak kepada yang berhak menerimanya. Sementara kesamaan adalah menyetarakan antara 2  hal tanpa adanya perbedaan.
“Dan para wanita mempunyai hak yang seimbang dengan kewajibannya dengan cara yang ma’ruf” (Qur’an Surah Al Baqarah:228) 



Sumber :

Buku sosio SMA
http://insani.undip.ac.id/emansipasi-atau-kesetaraan-gender/
http://depoknews.com/wp-content/uploads/2014/12/gender-600x310.jpg
 




  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS